Kalau selama ini kamu hanya terpapar film-film karya filmmaker dari Pulau Jawa, ini saat yang tepat untuk meluaskan wawasanmu dan melihat lebih banyak sinema buatan sineas dari berbagai daerah di tanah air. Kali ini, Bioskop Online dan JAFF Layar Komunitas berkolaborasi menghadirkan persembahan spesial untukmu dari barat Indonesia yaitu sinema dari Sumatra
Angin Segar dari Barat
Program ini merupakan program post-festival kerjasama Bioskop Online dengan JAFF Layar Komunitas yang menayangkan kompilasi 18 film pendek dari Sumatra berjudul ‘Sajian Sinema Sumatra’. Dalam program ini, JAFF juga menggandeng Kenduri Serumpun Melayu untuk rangkaian film pendek terpilih.
Film-film ini akan membuatmu menemukan perspektif baru tentang Sumatra yang terkenal akan kekayaan budaya, kemanusiaan, dan kearifannya. Kamu dapat melebih dekat beragam keindahan yang dimiliki Pulau Sumatra melalui lensa komunitas sineasnya. ‘Sajian Sinema Sumatra’ juga memperkenalkan berbagai filmmaker muda dari Sumatra yang menyampaikan gagasan mereka serta beragam isu sosial dan kultural di sana melalui film pendek.
Baca juga: Nonton Film Yang Lagi Rame Diomongin, Dapet Cashback 30% Pakai ShopeePay!
Sosak
Sebagai warga asli Riau, Ahmad Syafiq sutradara film ini, melihat dan ikut merasakan dampak bencana asap akibat kebakaran hutan beberapa tahun terakhir ini. Inilah yang membuatnya ingin menyuarakan keprihatinannya melalui film pendek Sosak.
Sosak menceritakan kisah Maryam (35) yang berjuang menyembuhkan penyakit tidur anak laki-lakinya yaitu membakar hutan dalam tidur. Penyakit membahayakan ini sekaligus keahlian tingkat tinggi yang diturunkan kepada setiap anak laki-laki. Peristiwa-peristiwa kebakaran terjadi bersamaan dengan gejala penyakit tidur anaknya yang makin parah.
Taratak ka Nagari
Suku Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang dikenal memiliki budaya yang kuat dalam masyarakatnya. Afif Fahmi dan Dwi Kurnia Sandy, sutradara film ini mengatakan kalau ‘Taratak ka Nagari’ hadir untuk mengeksplorasi seperti apa masyarakat adat Minangkabau merancang dan menciptakan tata ruang hunian mereka yang unik serta sistematis. Dengan mengarsipkan asal usul dan perkembangan nagari mereka, film ini akan menjadi pengingat penting bagi generasi mendatang tentang cara nenek moyang mereka membentuk komunitas dan menjaga tradisi warisan agar tetap hidup.
Sembunyik Gong
Mengisahkan anak laki-laki bernama Zahran sedang bermain petak umpet dengan riang bersama teman-temannya di dalam sebuah rumah, tiba-tiba situasi menjadi sunyi, kabut asap tebal menyelimuti seluruh ruangan, dan teman-temannya menghilang. Sosok misterius berkulit hitam muncul meneror Zahran dan membawa pergi bayi yang ada di dalam rumah. Film pendek dari Bangka ini menggambarkan bagaimana asap dari kebakaran hutan mempengaruhi aktivitas sehari-hari penduduk sekitar dan membahayakan nyawa mereka.
Jamuan Laut
Tentang seorang suami dan ayah bernama Zulham yang mengalami gagal panen karena wabah penyakit. Saat itu juga, ia merasa menjadi suami terburuk di dunia, terutama ketika istrinya, Purwanti, harus bekerja keras demi keluarga. Hal ini membuat mereka harus pergi bersama ke Ritual adat Tolak Bala (menolak sial) di laut. Hingga akhirnya konflik memuncak dan terjadi peristiwa besar. Perubahan peran dan dinamika rumah tangga yang ditawarkan dalam film ini dikemas dalam peristiwa Tradisi Tulak Bala yang eksotik serta unik karena memadukan pengamalan dua agama yaitu Islam dan Hindu.
Batanghari Tak Pernah Ingkar Janji
Toni dan Soleh yang tinggal di dekat Sungai Batanghari, Jambi, bersahabat sejak kecil. Berpegang pada urban legend: “Siapapun yang meminum air Sungai Batanghari pasti akan kembali ke Jambi” — Soleh memberikan jerigen air berisi air dari sungai tersebut ketika Toni dan keluarganya pindah ke luar kota, dengan harapan Toni akan kembali ke Jambi. Akankah harapan Soleh itu terwujud?
Selain 5 film di atas, masih ada 13 film lainnya dari program “Sajian Sinema Sumatra” yang bisa kamu nikmati. Seperti film When Delia Lost Her Sister – sebuah surat cinta untuk saudara perempuan yang akan menikah, ada juga film dokumenter Sang Kolektor Muda tentang remaja yang hobi mengumpulkan manuskrip (naskah kuno).
Semakin banyak film yang kamu tonton, maka kamu akan semakin mengenali indahnya Sumatra melalui sinema. Cuma Rp7 ribu aja per film! Buruan tonton karena masa penayangannya terbatas, yaitu dari tanggal 1 Juni hingga 1 November 2024. Selamat menonton dan menikmati Sumatra!
(Isma)