7 Film Pendek Pilihan Yang Cocok Buat Nemenin Makan

Buat kamu yang lagi kehabisan series dan lagi nggak pingin nonton film panjang, ada asupan film baru yang pas untuk kamu. Ini nih 7 film yang durasinya di bawah 25 menit, Guys! Cocok nih ditonton pas lunch break. Walaupun durasinya singkat, tapi ceritanya bakal ninggalin kesan yang dalem dan beragam juga genrenya. Langsung aja tonton 7 film pendek ini!

Lewat film pendek ini kamu akan bergabung dalam pergulatan batin Azka, tokoh utamanya, juga usahanya dalam mencari ‘jalan pulang’. Selama sekitar 18 menit, kamu akan memahami rasanya menjadi seseorang yang perasaan dan identitasnya terus-menerus ditolak selama tumbuh besar. Selain di Indonesia, film ini juga dibuat di Jerman, Guys. 

 

Disutradarai oleh Asarela Orchidia Dewi, Memori Dia akan membuka mata kamu bagaimana seseorang belajar untuk menerima identitas dirinya yang sebenarnya, sebagai seorang trans. Memori Dia telah mendapatkan penghargaan di berbagai festival, seperti Special Mentions di Luststreifen Film Festival dan Italy Premiere Special Mentions di Sardinia Queer Film Expo, serta Jury Award di Divine Queer Film Festival.

 

Baca juga: Jumpscare Bareng Alwi Assegaf di Jin Khanis The Series 

Roro Ajo

Setelah ayahnya hilang di lautan memakai pakaian berwarna hijau, Ajo (10 tahun) meyakini penyebabnya adalah badai. Namun, orang-orang sekitarnya lingkungannya yakin benar kalau ayahnya hilang karena sosok Nyi Roro Kidul. Sejak saat itu, Ajo ingin membuktikan keyakinannya dengan bermain di pinggir pantai dengan memakai baju hijau. Lalu, Ajo menghilang! Ke mana Ajo? Apakah ia ditelan lautan juga? Tonton sih karya Yopi Mohammad Dzikri ini kalo penasaran.

Geblag

Menurut sutradaranya, Andrew Bachtiar, film bergenre thriller surealis ini punya estetika visual yang kuat dengan konsep “4 perkara kematian” berdasarkan kepercayaan Kejawen. Hmm, menarik ya? Geblag mengisahkan Sari yang hidup dalam kesendirian setelah kehilangan orang tuanya secara tragis. Dihantui oleh ketakutan mendalam akan kematian, Sari menemukan perjalanan spiritual yang mendalam. Film ini mendapatkan Best Editing dan Best Actress di Festival Film Purwakarta, juga jadi bagian dari Official Selection IFVA Awards dan Sewon Screening 2019, lho!

 

On Top of The Ice

Nyeseknya atlet yang terpaksa berhenti ngejalanin passion-nya karena lagi di titik terendah diceritain di film yang disutradarai oleh Jason Nathanael. Audrey, seorang mantan atlet speed skating yang prestasinya mengharumkan nama Indonesia di dunia, harus meninggalkan profesinya karena faktor ekonomi dan mental health-nya setelah sang ayah meninggal. Sedih ya, Guys. On Top of The Ice mengeksplorasi perjuangan Audrey dalam menghadapi masa lalunya dan menemukan kembali cintanya pada olahraga speed skating. 

Intimidasi

Film karya Raditya Saputra ini menceritakan kehidupan Zahra, seorang mahasiswa tingkat akhir yang merasa tertekan oleh tugas akhir dan lingkungan akademisnya. Zahra mulai merasakan keanehan ketika ia terus-menerus mendengar suara yang memanggil namanya dari luar ruangan. Whoaaa, suara siapakah itu? Intimidasi bakal relate sama kamu yang lagi di dalam situasi penuh stres. 

 

Kabut Senandung

Siapa yang kalau sedih pergi ke pantai untuk menghibur diri? Kamu sama seperti Reni, perempuan berusaha mengusir sakit hatinya dengan suasana pantai. Kepedihan hatinya disebabkan suaminya berpoligami. Di pantai, ia bertemu seorang misterius yang membawa Reni ke dunia mistis yang penuh dengan cerita budaya dan spiritual. Disutradarai oleh Sigit Pradityo, Kabut Senandung mengeksplorasi tema poliandri dan kepercayaan budaya.

 

Gula dan Pasir

Iko berusaha merebut kembalian dari adiknya Ila yang diminta Ibu membeli gula dan pasir. Kembalian yang ternyata bukan dalam bentuk uang, membuat gula pasir jatuh berhamburan di satu-satunya akses jalan penuh dengan pasir reklamasi. Sarah Adilah, sutradaranya, mengatakan, kalau film ini adalah realitas kehidupan sosial-ekonomi di daerah pesisir Sulawesi Tengah.

 

Koleksi film pendek di bulan Agustus ini jadi bukti beragamnya cerita dan kualitas sinema Indonesia di Bioskop Online. Dari Memori Dia yang penuh makna sampai Gula dan Pasir yang menyentuh. Selamat menonton dan mendapatkan pengalaman berbeda dari para sineas berbakat ini ya, Guys!

(Isma)

7 Film Pendek Pilihan Yang Cocok Buat Nemenin Makan

Buat kamu yang lagi kehabisan series dan lagi nggak pingin nonton film panjang, ada asupan film baru yang pas untuk kamu. Ini nih 7 film yang durasinya di bawah 25 menit, Guys! Cocok nih ditonton pas lunch break. Walaupun durasinya singkat, tapi ceritanya bakal ninggalin kesan yang dalem dan beragam juga genrenya. Langsung aja tonton 7 film pendek ini!

Lewat film pendek ini kamu akan bergabung dalam pergulatan batin Azka, tokoh utamanya, juga usahanya dalam mencari ‘jalan pulang’. Selama sekitar 18 menit, kamu akan memahami rasanya menjadi seseorang yang perasaan dan identitasnya terus-menerus ditolak selama tumbuh besar. Selain di Indonesia, film ini juga dibuat di Jerman, Guys. 

 

Disutradarai oleh Asarela Orchidia Dewi, Memori Dia akan membuka mata kamu bagaimana seseorang belajar untuk menerima identitas dirinya yang sebenarnya, sebagai seorang trans. Memori Dia telah mendapatkan penghargaan di berbagai festival, seperti Special Mentions di Luststreifen Film Festival dan Italy Premiere Special Mentions di Sardinia Queer Film Expo, serta Jury Award di Divine Queer Film Festival.

 

Baca juga: Jumpscare Bareng Alwi Assegaf di Jin Khanis The Series 

Roro Ajo

Setelah ayahnya hilang di lautan memakai pakaian berwarna hijau, Ajo (10 tahun) meyakini penyebabnya adalah badai. Namun, orang-orang sekitarnya lingkungannya yakin benar kalau ayahnya hilang karena sosok Nyi Roro Kidul. Sejak saat itu, Ajo ingin membuktikan keyakinannya dengan bermain di pinggir pantai dengan memakai baju hijau. Lalu, Ajo menghilang! Ke mana Ajo? Apakah ia ditelan lautan juga? Tonton sih karya Yopi Mohammad Dzikri ini kalo penasaran.

Geblag

Menurut sutradaranya, Andrew Bachtiar, film bergenre thriller surealis ini punya estetika visual yang kuat dengan konsep “4 perkara kematian” berdasarkan kepercayaan Kejawen. Hmm, menarik ya? Geblag mengisahkan Sari yang hidup dalam kesendirian setelah kehilangan orang tuanya secara tragis. Dihantui oleh ketakutan mendalam akan kematian, Sari menemukan perjalanan spiritual yang mendalam. Film ini mendapatkan Best Editing dan Best Actress di Festival Film Purwakarta, juga jadi bagian dari Official Selection IFVA Awards dan Sewon Screening 2019, lho!

 

On Top of The Ice

Nyeseknya atlet yang terpaksa berhenti ngejalanin passion-nya karena lagi di titik terendah diceritain di film yang disutradarai oleh Jason Nathanael. Audrey, seorang mantan atlet speed skating yang prestasinya mengharumkan nama Indonesia di dunia, harus meninggalkan profesinya karena faktor ekonomi dan mental health-nya setelah sang ayah meninggal. Sedih ya, Guys. On Top of The Ice mengeksplorasi perjuangan Audrey dalam menghadapi masa lalunya dan menemukan kembali cintanya pada olahraga speed skating. 

Intimidasi

Film karya Raditya Saputra ini menceritakan kehidupan Zahra, seorang mahasiswa tingkat akhir yang merasa tertekan oleh tugas akhir dan lingkungan akademisnya. Zahra mulai merasakan keanehan ketika ia terus-menerus mendengar suara yang memanggil namanya dari luar ruangan. Whoaaa, suara siapakah itu? Intimidasi bakal relate sama kamu yang lagi di dalam situasi penuh stres. 

 

Kabut Senandung

Siapa yang kalau sedih pergi ke pantai untuk menghibur diri? Kamu sama seperti Reni, perempuan berusaha mengusir sakit hatinya dengan suasana pantai. Kepedihan hatinya disebabkan suaminya berpoligami. Di pantai, ia bertemu seorang misterius yang membawa Reni ke dunia mistis yang penuh dengan cerita budaya dan spiritual. Disutradarai oleh Sigit Pradityo, Kabut Senandung mengeksplorasi tema poliandri dan kepercayaan budaya.

 

Gula dan Pasir

Iko berusaha merebut kembalian dari adiknya Ila yang diminta Ibu membeli gula dan pasir. Kembalian yang ternyata bukan dalam bentuk uang, membuat gula pasir jatuh berhamburan di satu-satunya akses jalan penuh dengan pasir reklamasi. Sarah Adilah, sutradaranya, mengatakan, kalau film ini adalah realitas kehidupan sosial-ekonomi di daerah pesisir Sulawesi Tengah.

 

Koleksi film pendek di bulan Agustus ini jadi bukti beragamnya cerita dan kualitas sinema Indonesia di Bioskop Online. Dari Memori Dia yang penuh makna sampai Gula dan Pasir yang menyentuh. Selamat menonton dan mendapatkan pengalaman berbeda dari para sineas berbakat ini ya, Guys!

(Isma)