Basri & Salma in a Never-ending Comedy, Film Sineas Makassar Yang Keliling Dunia

Ini dia nih film yang lagi rame diomongin sinefil se-Indonesia! Yes, apalagi kalau bukan Basri & Salma in a Never-ending Comedy. Bukan cuma sinefil, sutradara terkenal kayak Joko Anwar sampai Kamila Andini aja udah approved film ini, Guys.

 

Eksis di Banyak Festival Film Terkemuka

Dibuat oleh sutradara asal Makassar, Khozy Rizal, dan tim yang seluruhnya dari Makassar, film ini berjaya di berbagai festival film terkenal. Mulai SXSW Sydney 2023, Busan International Film Festival 2023, Festival Film Cannes 2023, Sundance Film Festival 2024, sampai Clermont-Ferrand International Short Film Festival 2024. 

 

Selain menjadi film pendek Indonesia yang bersaing memperebutkan Palme d’Or untuk film pendek di Festival Film Cannes Cannes 2023, baru-baru ini Basri & Salma in a Never-ending Comedy juga berhasil memenangkan penghargaan Best Short Film in Humor/Satire category di 2024 Filmfest Bremen. Bikin bangga ya! 


Baca juga: 4 Film Lokal Yang Bersinar di Festival Internasional

 

Mengangkat Isu Sosial Yang Sooo Relate

Film pendek ini beneran bakal bikin kamu takjub dan ngakak. Menceritakan kehidupan pasangan suami istri bernama Basri dan Salma yang sudah menikah selama lima tahun. Mereka menjalankan usaha odong-odong yang otomatis bikin mereka dekat dengan anak-anak, meskipun belum memiliki anak. 

 

Hubungan mereka romantis dan harmonis, tapi kebahagiaan mereka terusik ketika menghadapi tekanan dan konfrontasi keluarga besar yang menganggap pernikahan mereka belum lengkap tanpa kehadiran anak-anak. Hal seperti ini relate banget ketika kamu-yang-sudah-menikah-tapi-belum-dikaruniai-anak bertemu dengan Om, Tante, Bude, Pakde di acara keluarga besar dan dibombardir pertanyaan: ‘Kenapa belum punya anak?’.

 

Terus, gimana cara Basri dan Salma menghadapi konfrontasi yang kuat dari keluarga mereka? Kenapa mereka belum memiliki anak? Cari tau jawabannya dengan menonton Basri & Salma in a Never-ending Comedy yang sudah tayang di Bioskop Online! Cuma Rp20 ribu aja, kamu bisa menikmati film pendek yang diapresiasi berbagai festival film internasional ini.

Terinspirasi Meriahnya Odong-Odong

Khozy Rizal bercerita, kalau ia punya ketertarikan yang aneh dengan odong-odong. Baginya, odong-odong terlihat sangat memukau, cerah, dan penuh warna dengan lampu RGB-nya. Itulah kenapa film ini hadir dengan sinematografi indah dan color grading yang memanjakan mata. Menurut Khozy, keberadaan odong-odong memberikan pencerahan bagi kota yang suram, di mana masyarakatnya setiap hari harus menghadapi ekspektasi masyarakat yang berakar pada kuatnya nilai-nilai patriarki, warisan generasi-generasi sebelumnya. 

 

“Kita mempunyai istilah terkenal di Indonesia tentang menjadi orang tua, yaitu ‘memberi dan tidak mengharapkan imbalan’ dan saya yakin istilah ini mulai memudar. Dan juga, kenyataan bahwa banyak orang yang mempunyai persepsi religius bahwa jika kamu memiliki anak sebanyak-banyaknya akan memberi kamu kekayaan di sisi Tuhan, sementara mereka gagal memberikan kehidupan yang layak dan aman bagi anak-anak, sungguh membuat saya takut,” cerita Khozy. 

 

Mengutip review dari sutradara Joko Anwar untuk film ini, “Khozy is a true film fan. And it really shows. Tontonlah. Kalau ini masa depan sinema Indonesia, saya dengan riang gembira menyambutnya.” 

 

Mari bersukacita menyambut Basri dan Salma, dan rayakan dengan menonton kisah mereka!

(Isma)

Bagikan artikel ini:

Rekomendasi

Basri & Salma in a Never-ending Comedy, Film Sineas Makassar Yang Keliling Dunia

Ini dia nih film yang lagi rame diomongin sinefil se-Indonesia! Yes, apalagi kalau bukan Basri & Salma in a Never-ending Comedy. Bukan cuma sinefil, sutradara terkenal kayak Joko Anwar sampai Kamila Andini aja udah approved film ini, Guys.

 

Eksis di Banyak Festival Film Terkemuka

Dibuat oleh sutradara asal Makassar, Khozy Rizal, dan tim yang seluruhnya dari Makassar, film ini berjaya di berbagai festival film terkenal. Mulai SXSW Sydney 2023, Busan International Film Festival 2023, Festival Film Cannes 2023, Sundance Film Festival 2024, sampai Clermont-Ferrand International Short Film Festival 2024. 

 

Selain menjadi film pendek Indonesia yang bersaing memperebutkan Palme d’Or untuk film pendek di Festival Film Cannes Cannes 2023, baru-baru ini Basri & Salma in a Never-ending Comedy juga berhasil memenangkan penghargaan Best Short Film in Humor/Satire category di 2024 Filmfest Bremen. Bikin bangga ya! 


Baca juga: 4 Film Lokal Yang Bersinar di Festival Internasional

 

Mengangkat Isu Sosial Yang Sooo Relate

Film pendek ini beneran bakal bikin kamu takjub dan ngakak. Menceritakan kehidupan pasangan suami istri bernama Basri dan Salma yang sudah menikah selama lima tahun. Mereka menjalankan usaha odong-odong yang otomatis bikin mereka dekat dengan anak-anak, meskipun belum memiliki anak. 

 

Hubungan mereka romantis dan harmonis, tapi kebahagiaan mereka terusik ketika menghadapi tekanan dan konfrontasi keluarga besar yang menganggap pernikahan mereka belum lengkap tanpa kehadiran anak-anak. Hal seperti ini relate banget ketika kamu-yang-sudah-menikah-tapi-belum-dikaruniai-anak bertemu dengan Om, Tante, Bude, Pakde di acara keluarga besar dan dibombardir pertanyaan: ‘Kenapa belum punya anak?’.

 

Terus, gimana cara Basri dan Salma menghadapi konfrontasi yang kuat dari keluarga mereka? Kenapa mereka belum memiliki anak? Cari tau jawabannya dengan menonton Basri & Salma in a Never-ending Comedy yang sudah tayang di Bioskop Online! Cuma Rp20 ribu aja, kamu bisa menikmati film pendek yang diapresiasi berbagai festival film internasional ini.

Terinspirasi Meriahnya Odong-Odong

Khozy Rizal bercerita, kalau ia punya ketertarikan yang aneh dengan odong-odong. Baginya, odong-odong terlihat sangat memukau, cerah, dan penuh warna dengan lampu RGB-nya. Itulah kenapa film ini hadir dengan sinematografi indah dan color grading yang memanjakan mata. Menurut Khozy, keberadaan odong-odong memberikan pencerahan bagi kota yang suram, di mana masyarakatnya setiap hari harus menghadapi ekspektasi masyarakat yang berakar pada kuatnya nilai-nilai patriarki, warisan generasi-generasi sebelumnya. 

 

“Kita mempunyai istilah terkenal di Indonesia tentang menjadi orang tua, yaitu ‘memberi dan tidak mengharapkan imbalan’ dan saya yakin istilah ini mulai memudar. Dan juga, kenyataan bahwa banyak orang yang mempunyai persepsi religius bahwa jika kamu memiliki anak sebanyak-banyaknya akan memberi kamu kekayaan di sisi Tuhan, sementara mereka gagal memberikan kehidupan yang layak dan aman bagi anak-anak, sungguh membuat saya takut,” cerita Khozy. 

 

Mengutip review dari sutradara Joko Anwar untuk film ini, “Khozy is a true film fan. And it really shows. Tontonlah. Kalau ini masa depan sinema Indonesia, saya dengan riang gembira menyambutnya.” 

 

Mari bersukacita menyambut Basri dan Salma, dan rayakan dengan menonton kisah mereka!

(Isma)